Jumat, 05 Agustus 2011

Perempuan Mandiri itu berlian



Perkembangan arus globalisasi semakin meluas,  dari segi budaya dan kehidupan sosialpun semakin lama semakin berubah. Seperti halnya peran perempuan saat ini, tidak hanya melakukan kegiatan rumah tangga. Perempuan memiliki peran yang lebih mumpuni. Tak jarang, selalu terdengar tokoh perempuan yang berkecimpung di dunia politik, dunia pendidikan, dunia sosial bahkan dunia bisnis. Peran perempuan semakin besar untuk keluarga, bangsa dan Negara. Namun, tak semudah itu perempuan melangkah menuju dunia yang lebih luas.
Contohnya saja ketika Megawati menjadi Presiden RI pada tahun 2004 beberapa pihak megkritisi tindakan ini terutama tokoh agama yang menghalangi pilihan putri proklamator Indonesia ini. Sedikit kita tilik surat An-nisa ayat 34 "Alrrijalu qawwamuuna Aallaa alnnisa..." yang diterjemahkan Yayasan Penyelenggara Petafsir Al Quran sebagai berikut "Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum perempuan" permasalahannya adalah "qawwamunn" yang diartikan “pemimpin”. Penerjemah memiliki visi dan misi tersendiri untuk menerjemahkan kata tersebut, namun jika kita mengulas dengan bahasa lain dan penafsiran lebih dekat "mmert sich um" / "stehen" (Jerman) atau "take care" / "stand for" (Inggris). Maka jika diterjemahkan lagi "Kaum pria adalah penjaga/ orang yang mengurus/ akan selalu ada untuk kaum perempuan".
Pemikiran  orang tua terdahulu mengatakan “perempuan itu tidak boleh bekerja keras”. Hakikatnya perempuan menjadi tanggungan kedua orang tua setelah menikah, tanggungan tersebut dilimpahkan ke pihak lelaki (suami). Sehingga ketika perempuan ingin keluar dari zona kenyamanan selalu dipandang sebelah mata oleh orang sekitar.
Namun, apa salahnya  menjadi perempuan mandiri untuk tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Sepertinya hal ini tidak dapat disalahkan karena setiap perempuan memiliki hak-hak terutama untuk menghidupi kehidupan finansialnya dan mensejahterakan orang lain.
Sukses merupakan impian semua orang yang hidup di dunia ini. Dapat dikatakan sukses jika dapat mensukseskan dan mensejahterakan orang lain. Beberapa tokoh perempuan yang dapat dijadikan tauladan karena memberikan jasanya kepada bangsa dan Negara, diantaranya kartini dan cut nyak dien. Pada zaman globalisasi ini, perempuan yang dapat dijadikan sosok tauladan salah satunya Martha tilaar. Sosok ini membangun pilar kecantikan melalui bahan-bahan alami di Indonesia. Dengan peran perempuan-perempuan seperti inilah bangsa Indonesia semakin maju dengan perjuangannya dan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam di Indonesia. Ditinjau dari tokoh perempuan Islam, Siti khadijah (istri nabi Muhammad) merupakan seorang pedagang yang terbilang sukses di arab. Jangan pernah menganggap perempuan itu kaum lemah. Karena perempuan dapat melakukan segala hal dengan keyakinan dan kemampuannya.
Saatnya perempuan Indonesia lebih menorehkan prestasinya, jangan hanya membuat image “perempuan kerjanya di dapur”, saatnya menjadi perempuan yang penuh inovatif dengan pemikiran-pemikiran untuk mensejahterakan orang lain tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan.
Mari kita ambil ungkapan kecil “perempuan itu seperti sekantong teh celup, kau tidak akan tahu kekuatannya sebelum mencelupkannya ke air panas”. Dapat kita pahami seorang perempuan akan terlihat kekuatannya jika dihadapkan dengan sesuatu yang sulit demi orang lain. Menjadi perempuan mandiri memang tidak semudah membalikkan tangan, karena perlu kerja keras untuk menjadi mandiri bahkan waktupun harus tersita.
Kemandirian perempuan menjadi suatu pilar untuk menegakkan emansipasi perempuan. Jangan hanya menjadi batu akik tapi jadilah berlian, maksudnya jangan hanya menjadi perempuan biasa tapi jadilah perempuan yang luar biasa dengan kemandirian yang akan membuahkan kesuksesan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar